Wednesday, February 22, 2017

Usaha Budidaya Udang Vannamei di Kolam Tanah yang Mudah di Pelajari

     Usaha budidaya udang vannamei adalah salah satu usaha yang sangat menjanjikan disamping keuntungan nya yang besar, udang vannamei dapat di besarkan di berbagai kolam seperti kolam terpal ataupun kolam tanah. Udang vannamei sangat diminati oleh para pembudidaya karena udang vannamei pertumbuhannya cepat. Berikut adalah cara/tahapan pembesaran udang vannamei :

usaha pembesaran udang vannamei

Tahapan Budidaya Pembesaran Udang Vannamei

Persiapan Kolam Udang Vannamei

            Tahap persiapan kolam yang dilakukan pertamakali adalah pengeringan tanah tapi sebelum tanah dikeringkan terlebih dahulu dilakukan penyemprotan pada tanah. Penyemprotan ini bertujuan untuk membersihkan lumpur dan kotoran yang masih menempel di tanah. Setelah penyemprotan maka dilakukan pengeringan yang kira-kira sekitar 1 bulan tergantung sinar matahari yang ada. Tahap pengeringan ini berguna untuk menghilangkan sisa air yang menggenang di dasar tambak, selain itu juga diharapkan pada tahap pengeringan ini dengan bantuan sinar mata hari dapat menghilangkan gas-gas beracun dan panyakit yang merugikan pada usaha pembesaran udang vannamei.
         Selanjutnya setelah dilakukan pengeringan kemudian dilakukan penyesetan atau pembalikan tanah pada dasar kolam. Tahapan penyesetan ini bisa dilakukan dengan menggunakan traktor atau dengan dicangkul. Setelah dilakukan penyesetan kemudian tahapan pemberian pengapuran. Pengapuran ini dilakukan untuk tujuan menaikkan pH dan membunuh penyakit yang masih tersisa di dasar tambak. Pemberian kapur diberikan sebanyak kapur bakar (CaO), 1000 kg/ha dan menggunakan kapur pertanian sebanyak 320 kg/ha. Kemudian masukkan air kedalam tambak sampai dasarkolam becek setelah itu dilakukan tahapan pemupukan yang dilakukan dengan pupuk kandang 2000 kg/ha dan urea 150 kg/ha. Tahap pemupukan ini berguna untuk menyuburkan tanah kembali dan dapat menumbuhkan makanan alami yang dapat membantu pertumbuhan udang vannamei.
         Setelah tahapan diatas dilakukan tahapan pengisisan air yang dilakukan secara bertahap. Pertama air di isi dengan ketinggian 10-25 cm dan biarkan air selama beberapa hari, hal ini bertujuan agar plankton dapat tumbuh di perairan. Setelah beberapa hari air di isi dengan sesuei dengan kebutuhan. Kedalaman kolam pada budidaya udang vannamei yang digunakan adalah sekitar 2 m. Sehingga air biasanya di isikan dengan ketinggian 1,5 m.

Pemilihan Benur Udang

          Tahap pemilihan benur udang ini sangat penting karena pada tahap ini bila benur kurang baik maka dapat menimbulkan kematian masal atau bahkan dapat pemanenan dini yang bisa mengakibatkan kerugian besar. Pemilihan benur yang baik dapat dilihat dengan cara mengecek benur itu sendiri, ciri-ciri benur sehat adalah memiliki warna yang cerah, begerak aktif mencari makan, tidak gampang hanyut dalam air dan biasanya menempel pada wadah. Benur yang kurang sehat memiliki ciri-ciri dapat terbawa arus, melayang dan tubuhnya melengkung sambil berenang tanpa arah. Tahapan ini sangat berguna untuk usaha pembesaran udang vannamei.

Penebaran Benur Udang

          Tahapan penebaran benur harus disegerakan setelah kolam/tambak siap. Penebaran benur sebaiknya dilakukan pada saat cuaca teduh seperti pada malam hari dan pagi hari sebelum jam 08.00 WIB. Cuaca teduh berguna agar suhu dalam air tidak berubah secara extrim atau mendadak yang dapat menimbulkan udang stres dan dapat menimbulkan kematian pada udang.
         Benur yang ditebar digunakan benur yang berukuran PL-10 – PL-13 atau post larva hari ke 10 – hari ke 13, benur pada ukuran ini sangat baik untuk digunakan didalam kolam dan ukuran ini sangat cocok untuk penbesaran udang. Padat tebar yang digunakan mencapai 110 – 115 ekor/m2. Penebaran dilakukan secara perlahan-lahan atau disebut dengan aklimatisasi atau proses adaptasi, adaptasi dilakukan dengan cara  plastik yang masih di isi udang dimasukkan dan diamkan dalam air selama 10-20 menit. Setelah itu buka tali pada setiap kantong plastik secara perlahan – lahan dan biarkan udang keluar dengan sendirinya. Aklimatisasi ini sangat penting karena untuk mencegah kematian masal pada udang yang dapat menimbulkan kerugian terhadap usaha pembesaran udang vannamei.

Pemeliharaan Udang Vannamei

         Fase pemeliharaan ini yang perlu dikontrol adalah suhu, pH, amonia dan DO. Oksigen terlarut harus dijaga dengan baik karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dengan cara pemberian kincir air pada setiap tambak dengan jumlah kincir air disesuekan dengan jumlah biomassa udang vannamei, misal jika kincir air berkekuatan 1 HP dengan pergantian air pada tambak yang cukup maka kincir air tersebur dapat menyuplai oksigen ke 1.000 kg udang vannamei, Jadi bila ukuran tambak 0,5 ha dengan target produksi 5,5 ton maka diperlukan 6 buah kincir air dengan berkakuatan 1 HP.
        Tahapan ini dilakukan pula penambahan pupuk susulan setiap 1 minggu sekali dengan dosis 150 kg/ha dan juga penmbahan probiotik agar makanan alami dapat tumbuh maksimal didalam air. Billa pH mengalami penurunan maka dilakukan pula penambahan kapur susulan untuk menetralkan pH. Pergantian air juga harus diperhatikan karena dapat menimbulkan amonia yang tinggi dan dapat menimbullkan kematian. Pergantian air dilakukan setelah pemeliharaan mencapai 60 hari dengan volume air yang diganti 10 % dari total air di tambak. Sedangkan pada bulan – bulan berikutnya dilakukan sebanyak 15 – 20%, pergantian rutin ini dilakukan sampai udang siap panen.
     Untuk pakan yang digunakan adalah pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami didapatkan pada saat persiapan kolam dan penambahan pupuk tambahan. Sedangkan pada pakan buatan yang digunakan mengandung protein 30 %, agar dapat menunjang pertumbuhan udang. Pakan diberikan setiap 3 kali sehari dengan dosis 3-5 %  dari berat tubuh uadang vannamei. Pemberian pakan buatan dilakukan pada spagi jam 07.00 wib dan sore hari 16.00 wib sebanyak 30%, sedangkan pada malam hari jam 22.00 wib diberikan 40%.

Pemanenan Udang Vannamei

       Tahap pemanenan dilakukan kalau ukuran udang sudah mencapai yang diinginkan konsumen sekitar 60 ekor/kg, biasanya ukuran ini didapat bila udang sudah mencapai masa pemeliharaan 110 – 120 hari. Harga udang itu sendiri mencapai 55 – 120 ribu per kg nya tergantung ukuran udang vannamei yang dibeli.


       Berikut adalah tata cara bagaimana proses pembesaran udang vannamei semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan juga dapat digunakan referensi untuk usaha budidaya udang vannamei

baca juga : Budidaya Ikan Nila

Friday, February 17, 2017

Pembesaran Ikan Bawal yang Mudah Dilakukan Bagi Pemula

Usaha pembesaran Ikan bawal sangat menjanjikan, karena ikan bawal masih diminati dikalangan lokal hal ini dibuktikan dengan tingginya permintaan ikan bawal. Tentunya permintaan ikan bawal tidak hanya dikalangan lokal, sekarang ikan bawal sudah sangat diminati dikalangan mancanegara. Selain ikan bawal banyak peminat nya, ikan bawal juga sangat mudah untuk dipelihara dalam kolam terpal maupun kolam tanah. Oleh sebab itu bisnis pembesaran ikan bawal sangat menguntungkan. Berikut adalah cara pembesaran ikan bawal di kolam.


pembesaran ikan bawal
Pembesaran ikan bawal

Proses Budidaya Ikan Bawal

Persiapan Kolam Pembesaran Ikan Bawal

          Ikan bawal sangat mudah untuk dilakukan pembesaran, sehingga ikan bawal dapat dibudidayakan di kolam terpal maupun kolam tanah. Berikut adalah persiapan masing – masing kolam : 
  • Pertama cara pembuatan kolam terpal. Kolam terpal sekarang  menjadi alternatif bagi petani pembesaran ikan bawal, karena kolam terpal mudah dibuat dan cocok untuk ruangan dimanapun. Tapi hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan kolam terpal adalah setelah kolam dibuat, bersihkan kolam dengan air untuk menghindari kotoran atau virus yang dapat melekat pada kolam/terpal. Selanjutnya kolam diisi air sesuei dengan kebutuhan minimal kira-kira 70cm. Setelah itu tutup kolam dan diamkan selama kurang lebih 2-3 hari. Setelah 2-3 hari kolam diberi daun pepaya atau daun ketapang, ini digunakan agar kolam lebih steril dari hama dan penyakit yang merugikan. Setelah itu diamkan kolam selama 4-7 hari agar daun pepaya yang berfungsi sebagai antiseptik dapat bekerja.
  • Kedua ada yang menggnakan kolam tradisonal atau kolam tanah. Hal pertama setelah kolam tanah selesai dibuat untuk usaha pembesaran ikan bawal adalah dasar kolam dikeringkan terlebih dahulu tetapi jangan sampai terlalu kering. Setelah kolam kering dilakukan penambahan kapur dengan dosis 50 kg/200m2. Jenis kapur yang dapat digunakan adalah berjenis dolomit maupun tohor dalam pengapuran berfungsi sebagai peningkat pH dan membunuh hama dan penyakit dalam kolam. Setelah itu dilakukan pemupukan agar tanah dapat subur kembali sehingga makanan alami bisa tersedia. Pupuk dapat menggunakan dengan pupuk organik dengan dosis 50-100 kg/200m2 dan juga menggunakan pupuk buatan seperti TSP 6 kg/200m2. Pemupukan pupuk organik yang digunakan dipastikan sudah difermentasi sehingga tidak menjadi racun bagi ikan bawal. Setelah pemupukan selesai dilakukan pengisian air secara bertahap. Pertama kolam diisi air dengan ketinggian kira-kira 5 cm dan biarkan selama kurang lebih 1-3 hari. Setelah itu isikan kolam dengan sedikit demi sedikit tergantung kebutuhan kolam. Jarak dari pemupukan sampai penebaran benih kira-kira 6-10 hari.

Penebaran Benih Ikan Bawal

         Proses penebaran benih ikan bawal diharapkan agar menggunakan benih yang sehat, karena benih yang sehat dapat mempengaruhi kelulus hidupan ikan bawal. Penebaran benih dilakukan dengan cara diadaptasikan terlebih dahulu dengan cara benih yang sudah datang bila di bungkus dengan plastik bisa dengan masukkan plastik yang berisi benih ikan bawal kedalam kolam dan diamkan selama kurang lebih 10-15 menit, kemudian keluarkan ikan secara perlahan  dan biarkan ikan keluar sendiri setelah plastik dibuka.
        Ikan bawal adalah ikan yang omnivora sehingga dalam pemberian pakan diberikan dua jenis makanan seperti pemberian daun-daunan dan pelet. Banyaknya pakan yang diberikan dapat dilihat dari berat tubuh ikan itu sendiri, untuk ikan bawal pakan yang diberikan 3-5% dari berat tubuh ikan bawal, ini bisa dicek dalam setiap 2 minggu sekali. Pemberian pakan 3-5% perhari dapat diberikan 2 kali sehari pagi dan sore hari. 

Panen Ikan Bawal

       Tahap pemanenan ikan bawal dilakukan setiap 3-4 bulan sekali atau dengan berat tubuh ikan bawal nencapai 400-500 gram/ekor. Pemanenan untuk penampungan ikan bawal sebaiknya ditempat yang agak luas dan airnya mengalir.

     Berikut adalah informasi tentang tata cara pembesaran ikan bawal. Semoga bermanfaat dan dapat diamalkan dan dapat menjadi usaha yang berkembang. 

Baca juga: Pembesaran Ikan Nila

Sunday, February 12, 2017

Artemia Salina

         Morfologi dan Klasifikasi
        Menurut Emslie (2003) dalam Ramdhini (2010), klasifikasi Artemia salina dinyatakan sebagai berikut:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthropoda
Class                : Crustacea
Subclass          : Branchiopoda
Ordo                : Anostraca
Family             : Artemiidae
Genus              : Artemia
Spesies            : A. salina Leach. 

Abatzopoulos et al., 1996 dalam Ramdhini,2010

Menurut Dumitrascu (2011), Tubuhnya terdiri dari tiga segmen, yaitu kepala, dada dan perut. Spesies ini memiliki perbedaan dimorfisme seksual antara jantan dan betina yang diamati pada jarak antara mata majemuk, panjang antenna pertama, lebar segmen perut ketiga, total panjang diameter mata majemuk, dan panjang perut. Jantan dewasa mencapai 8-10mm dan betina 10-12 mm. Artemia dewasa memiliki tiga mata dan 11 pasang kaki. Pada saat dewasa, Artemia memiliki warna yang bervariasi tergantung pada konsentrasi garam dalam air dari hijau (konsentrasi tinggi berwarna merah). Darahnya mengandung pigmen hemoglobin.                                                                              

Habitat dan Pertumbuhan
Menurut Effendie (1997) dalam Adityana (2007),  pertumbuhan ini akan terjadi bila ada kelebihan energi dan terdapat asam amino (protein) yang berasal dari makanan dan biasanya setelah digunakan untuk proses metabolisme dasar. Pertumbuhan Artemia juga dipengaruhi beberapa faktor, jenis yang mempunyai potensial rata – rata pertumbuhan tinggi maka akan menghasilkan produk yang maksimal. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar utama yang sangat berpengaruh adalah makanan dan suhu perairan. Sedangkan faktor dalam yang berpengaruh adalah umur dan jenis kelamin.
Menurut Sorgeloos et al (1986), populasi artemia dapat ditemukan sampai dengan salinitas 300 ppt pada danau alam dan danau buatan manusia diseluruh dunia. Pada kondisi geografis yang berbeda dan telah disesuaikan dengan kondisi yang berfluktuasi tinggi dengan suhu 6-35oC dan dalam kondisi ionik. Namun melalui fisiologinya artemia dapat beradaptasi pada kondisi biotop (chlorida, sulfat dan air yang mengandung karbonat) dengan salinitas tinggi.

Reproduksi
Menurut Aras (2013),  cara perkembangbiakan Artemia salina dapat dibagi menjadi 2, yaitu: parthenogenesis dan biseksual. Dimana Artemia dengan reproduksi parthenogenesis, populasinya terdiri dari betina yang dapat membentuk telur dan telur yang tidak dibuahi akan menjadi embrio. Sedangkan pada Artemia jenis biseksual terdiri dari jantan dan betina yang perkembangbiakannya diawali dengan perkawinan, telur yang dibuahi akan berkembang menjadi embrio dan hasil perkembangbiakan terjadi secara ovovivipar dimana telur berkembang menjadi nauplius.
Menurut Mudjiman (1995) dalam Ramdhini (2010), Cara perkembangbiakan A. salina Leach. yaitu secara biseksual dan partenogenetik dimana keduanya dapat terjadi secara ovipar maupun ovovivipar. Ovovivipar terjadi apabila kondisi lingkungan cukup baik dengan kadar garam kurang dari 150 per ml dengan kandungan oksigennya cukup dan ovipar terjadi apabila keadaan lingkungan memburuk, dan bila sudah membaik maka telur akan menetas dalam waktu 24-36 jam. A.salina Leach. ovovivipar, anakan yang keluar dari induknya berupa arak atau burayak yang disebut juga nauplis yang bisa langsung menjadi A. salina Leach. muda, tapi pada ovipar yang keluar dari induknya berupa telur bercangkang tebal yang dinamakan siste dan untuk menjadi nauplis harus melalui penetasan dahulu.


Saturday, February 11, 2017

Tips Usaha Pembesaran Ikan Nila yang Mudah di Lakukan

        Cara usaha pembesaran ikan nila dapat dilakukan pada  kolam. Pembesaran ikan nila sebenarnya tidak terlalu sulit karena ikan nila bisa hidup di kondisi lingkungan dengan toleransi yang tinggi terhadap kualitas air. Ikan nila ini tergolong masih memiliki kekerabatan dengan ikan mujair ini dapat dilihat dari kedua ikan ini memiliki sifat yang hampir sama. Budidaya ikan nila sering ditempatkan di air tawar seperti ditempat danau, sungai dan kolam. 
        
        Seperti yang diketahui ikan nila tergolong ikan omnivora yaitu pemakan segalanya. Ikan nila mempunyai makanan alami seperti plankton, tumbuhan air dan hewan air lainnya. untuk pakan buatan ikan nila tidak memerlukan kadar protein yang tinggi yaitu sekitar 25 - 35% sehigga pakan yang didapat cukup murah. berikut adalah Cara pembesaran ikan nila:


pembesaran ikan nila


Tahapan Usaha Pembesaran/Budidaya Ikan Nila

Pemilihan benih ikan nila

        Dalam usaha pembesaran ikan nila pemilihan benih sangat penting dan harus diperhatikan karena pemilihan benih ikan nila dapat mempengaruhi hasil yang didapat. Untuk benih ikan nila disaran kan untuk memekai jenis kelamin jantan karena ikan nila jenis kelamin jantan pertumbuhan nya lebih cepat kira - kira 40% dibanding dengan ikan nila betina.
        
       Agar bisa mendapat kan hasil yang maksimal dalam usaha budidaya ikan nila disarankan memakai jenis kelamin yang monosex atau berjenis satu kelamin. Dikarenakan bila ikan nila di satukan dikawatirkan ikan nila yang memiliki sifat yang mudah kawin, ikan akan menggunakan energinya untuk memijah sehingga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan bobot ikan. Bagi para usaha pembesaran ikan nila tidak perlu khawatir karena penyedia benih yang monosex sudah mengalami peningkatan atau semakin banyak yang menyediakan.


Persiapan kolam ikan nila


        Ikan nila bisa di budidayakan diberbagai jenis kolam seperti kolam terpal, kolam semen, kolam tanah, tambak air payau sampai ada yang menggunakan KJA (keramba jaring apung). Setiap jenis kolam yang sudah disebutkan tersebut masing - masing memiliki kelebihan sendiri - sendir, dari semua itu yang sering digunakan adalah menggunakan kolam tanah karena selain pembuatan yang cukup gampang juga dalam hal harga juga murah.

      Kolam tanah juga sering digunakan karena kolam tanah bisa sebagai tempat tumbuhnya hewan dan tumbuhan yang berguna untuk makanan alami untuk ikan nila agar dapat mengirit biaya pengeluaran karena pemberian pakan bisa sedikit dikurangi. pembuatan kolam tanah harus melalui beberapa tahapan seperti berikut :
  • Pertama tahapan pengeringan, dalam hal pengerinyan dibutuhan waktu sekitar 2-7 hari tergantung dengan cuaca yang dialami. Ciri - ciri tanah yang sudah selesei dijemur adalah sebaiknya tanah jangan sampai terlalu keras dan bila di injak - injak masih tampak jejak kaki. Selanjutnya kolam dicangkul untuk membalikkan tanah dan juga jangan lupa untuk membersihkan kotoran yang ada dikolam seperti plastik, krikil dan lumpur hitam yang membusuk yang dapat merugikan perairan. Tahap pengeringan ini berguna untu mengurangi hama dan penyakit yang merugikan bagi usaha budidaya ikan nila.
  • Tahap selanjutnya adalah pengapuran, pada tahap ini terlebih dahulu pH tanah sebaiknya diukur terlebih dahulu karena dalam pemberian kapur harus disesueikan dengan kadar pH yang ada, untuk tinggi pH 5-6 diperlukan sebanyak 500-1500 kg/ha dan untuk tinggi pH tanah 4-5 dibutuhkan 1-3 ton kg/ha. Ikan nila sendiri memerlukan pH perairan mencapai 7-8. Pemberian kapur usahaka kapur menyerap ketanah dengan cara tanah di aduk, selanjutnya diamkan tanah sekitar 2-3 hari. Pengapuran ini selain berguna untuk menetralkan pH ini juga dapat digunakan untuk membunuh hama dan penyakit yang merugikan bagi usaha pembesaran ikan nila.   
  • Selanjutnya adalah tahap pemupukan pemupukan ini digunakan untuk mengembalikan tanah agar subur kembali, untuk jenis pupuk yang digunakan memakai pupuk organik/pupuk kandang dan bila perlu tambah kan pupuk kimia misal pupuk urea dengan dosis 50-70 kg/ha dan pupuk TSP 25-30 kg/ha. Dosis pupuk organik itu sendiri mencapai 1-2 ton/ha. Jangan lupa pada waktu pemupukan sebaiknya dilakukan secara merata dan diamkan selama 1-2 minggu. Pemberian pupuk selain berguna untuk penyuburan tanaman pemberian pupuk juga berguna untuk menumbuhkan tumbuhan dan hewan seperti plankton yang berguna untuk makanan alami ini bersifat mengutungkan untuk usaha budidaya ikan nila.
  • Tahap terakhir untuk persiapan kolam adalah pengisian air. Pengisian air ini sebaiknya dilakukan secara bertahap yang pertama masuk kan air sekitar 10-20 cm dan diamkan air selama 3-5 hari. pendiaman air selama 3-5 hari bertujuan agar hewan yang menguntungkan dapat tumbuh diperairan. Terakhir isi kan air sekiranya 60-80 cm kemudian isi kan benih ikan nila. Tahap pengisian air terdapat perlakuan di diamkan air selama 3-5 hari ini bertujuan untuk menumbuhkan makanan alami diperairan yang berguna untuk usaha budidaya ikan nila.       

Penebaran benih ikan nila pada kolam 

        Setelah ketinggian air kolam mencapai 60-80 benih sudah bisa dimasukkan. Benih dimasukkan dengan cara perlahan lahan, pertama siapkan wadah seperti ember kemudian masukkan ikan kedalam wadah tersebut kemudian masukkan wadah yang sudah terisikan oleh ikan kedalam kolam dan diamkan selama 5-15 menit kemudian tuangkan wadah kedalam perairan dengan dimiringkan dan biarkan ikan keluar dengan sendirinya. Tahapan tadi disebut dengan aklimitasi, ini berguna untuk ikan dapat menyesuekan suhu didalam kolam agar dapat mencegah kematian yang berdampak buruk bagi usaha pembesaran ikan nila.

Proses memelihara ikan nila 

        Tahap memelihara ikan ini adalah inti dari usaha pembesaran ikan nila, karena pada tahapan ini kita harus mengecek kualitas air dan juga mengatur pola makan ikan sehingga pada tahapan ini sangat mempangaruhi untuk usaha ikan nila. Tahapan pemeliharaan ikan adalah sebagai berikut :  
  • Pertama - tama pengolahan kualitas air, di tahapan pengolahan kualitas air nya yang sering diperhatikan adalah kadar amonia nya dan pH. Kadar amonia dapat ditandai dengan bau yang menyengat pada kolam, bila terjadi bau yang menyengat diharapkan harus menguras kolam sekiranya 1/3 dan ganti dengan air baru. Sedangkan kadar pH dapat dilihat melalui pH peper dengan cara dicelupkan kedalam kolam selama sati menit dan kemudian cocokkan dengan kotak pH. Pengecek kan kualitas air sangat penting karena ini dapat mempengaruhi pertumbuhan bagi ikan nila dan berpengaruh pada hasil dalam usaha budidaya ikan nila.
  • Pemberian pakan ikan ini sengatlah penting karena pada tahapan ini paling banyak pengeluaran di usaha ikan nila sehingga harus diatur dengan baik agar tidak terlalu banyak pengeluaran. pemberian pakan dilakukan dua kali sehari disaran kan pada pagi dan sore hari. Pemberian pakan dihitung melalui berat badan ikan, untuk ikan nila pakan diberikan 3% dari berat tubuh ikan, dengan kadar protein kira - kira 20-35%. Cara perhitungan adalah semisal satu kolam berisi 1000 ekor dengan berukuran 10-20 gram/ekor. Pertama - tama hitung rata - rata berat ikan dengan cara 10+20/2 = 15 gram/ekor. Kemudian hitung pakan 3% dari berat tubuh ikan nila dengan cara 15 x 1000 x 3% = 450 gram = 4,50 kg/hari. Pemberian pakan kalau bisa dicek setiap dua minggu sekali, hal ini sangat penting untuk usaha budidaya ikan nila.
  • Pengendalian hama dan penyakit ini juga sangat penting. Pengendalian penyakit bisa dicegah dengan cara menjaga kualitas air sehingga ikan akan sehat dan tidak muadah sakit karena penyakit ikan dapat menyerang pada saat ikan kurang sehat. Sedangkan pengendalian hama dilakuakan dengan biosecurity yaitu dengan panambahan pagar pada kolam yang mencegah hama seperti kodok dan ular, dan dengan penambahan tali pada atas kolam yang mencegah hama seperti burung. Pengendaian penyakit ini sangat pernting karena dapat menimbulkan kematian masal pada ikan sehingga harus diperhatikan untuk usaha pembesaran ikan nila. 

Tahap pemanenan ikan nila

        Tahap pemanenan ikan nila biasanya dari penebaran benih ikan dilakukan dalam jangka waktu sekitar 4 - 6 bulan, atau ikan sudah mencapai berat tubuh 300-500 gram/ekor. Karena untuk pasar dosmetik memerlukan ikan nila konsumsi berukuran 300 - 500 gram/ekor. Tahapan ini adalah tahapan terakhir dari usaha pembesaran ikan nila.

        Berikut adalah serangkaian informasi yang saya berikan kalau ada kurang lebihnya mohon dikoreksi sehingga kita sama - sama belajar untuk saling mengkoreksi. Berikut adalah cara usaha pembesaran ikan nila semoga bermanfaat.

Baca juga usaha pembesaran ikan gurame
                  pembesaran ikan bawal






Thursday, February 9, 2017

Tips Pembesaran Ikan Gurame yang Mudah di Terapkan di Kolam Beton Maupun Kolam Terpal

       Cara budidaya ikan gurame dapat dilakukan pada  kolam terpal maupun kolam beton. pembesaran ikan gurame sebenarnya tidak terlalu sulit karena ikan gurame termasuk jenis ikan air tawar. Ikan gurame dapat dipasarkan pada tingkat level restoran maupun supermarket sehingga budidaya ikan gurame memiliki potensi bisnis yang sangat tinggi dan stabil. Kalangan masyarakat konsumsi ikan gurame mengalami peningkatan. Bisnis ikan gurame mungkin harus dicoba di halaman rumah maupun belakang rumah. Ikan gurame sangat memerlukan lahan yang luas dan juga perairan yang terjaga. Untuk kolam bisa dari bahan beton ataupun terbuat dari terpal. Selebihnya cara budidaya dapat dilihat dibawah ini   

Pembesaran ikan gurame
Ikan Gurame

TAHAP - TAHAP PEMBESARAN IKAN GURAME

Persiapan kolam 

        Pembesaran ikan gurame hal pertama yang harus dilakukan adalah persiapan kolam. Hal ini sangat penting karena selain dibuat untuk budidaya persiapan kolam juga berfungsi sebagai tempat tumbuhnya makanan alami seperti plankton, fitoplankton, zooplankton dan lain lain. Makanan alami sangat penting karena makanan alami dapat membantu dalam hal pengiritan pakan. Untuk gambaran kolamnya sendiri paperti ukuran bisa 10 x 10 ataupuan yang lainnya sesuei lahan yang dimiliki yang penting padat tebar ikan gurame 15-20 ekor/M2 untuk kedalaman nya 100-150 cm. untuk ukuran bibit 5cm menggunakan pakan merek pf. 1000 isi 10kg/sak. untuk makanan tambahan biasanya bisa diberi dedaunan seperti daun kangkung atau daun lompong.

Perawatan Lahan Ikan Gurame

  • Sebelum di isi dengan air kolam terlebih dahulu dikeringkan selama kurang lebih 5-7 hari ini berguna agar hama maupun penyakit dapat hilang.
  • Kemudian pada saat panjemuran taburkan garam gresek atau kapur untuk membunuh hama dan penyakit dalam terpal ataupun pada beton.
  • Setelah itu persiapkan pupuk kandang dengan cara terlebih dahulu jemur pupuk kandang yang sudah melalui fermentasi yang menggunakan ragi tape dan cairan gula, setelah pupuk yang di fermentasi di jemur selama 2 hari masukkan kedalam sak/karung kemudian karung yang sudah terisi diberi lubang dengan paku dan jangan lupa ditambah kan batu sebagai pemberat agar tidak mengapung kemudian masukkan kedalam kolam di isi air sebanyak kira-kira 50cm, 
  • Kemudian masukkan UREA satu sendok dan diamkan selama 4 hari 
  • Setelah 4 hari masukkan benih ikan gurame dengan cara masukkan benih ikan gurame pada ember kemudian diamkan ember yang sudah diberi benih gurame selama 10-15 menit agar ikan gurame dapat menyesuekan suhu dengan suhu kolam, kemudian tuang ember selama perlahan biarkan ikan gurame keluar dengan sendirinya dari kolam.

Pemilihan Benih 

      Sebelum melakukan budidaya ikan gurame yang harus kita perhatikan adalah pemilihan benih yang akan berpengaruh pada hasil dari pemanenan ikan gurame. Pertama dalam pemilihan benih adalah benih biasanya didapat dari pembibitan sendiri ataupun bibit dari pembudidaya lainnya yang sedia benih ikan gurame. Tetapi bagi pembudidaya pembesaran ikan gurame biasanya beli ketempat petani lain yang sudah melakukan pembenihan sendiri. 

         Bibit yang sekiranya dapat dipakai kira-kira 3 jari orang dewasa. bila bibit terlalu kecil dikhawatirkan tidak dapat beradaptasi dengan baik pada kolam sehingga dapat menimbulkan kematian masal pada budidaya ikan gurame. Jadi dapat disarankan dalam pemilihan benih ikan gurame seharusnya benih tidak terlalu kecil karena dapat dikhawatirkan bisa menimbulkan kematian masal pada benih ikan gurame. Selain benih kondisi kualitas air juga diperhatikan dan gizi pada pakan juga di perhatikan seperti penambahan probiotik pada pakan ikan gurame dengan cara pakan dicampurkan/direndam dengan probiotik selama 10 menit.

Pemberian Pakan 

     Setelah benih ikan gurame ditebar pada kolam yang perlu diperhatikan adalah pemberian pakan. Tahap pemberian pakan sebaiknya ikan gurame diberi makan sesuei dengan bukaan mulutnya sehingga pakan dapat masuk dan tidak dimuntah kan kembali. Tahapan ini sebaiknya dalam pemberian pakan ikan gurame perlua adanya makanan tambahan seperti penambahan sayur-sayuran seperti daun kangkung. Pemberian pakan ini dilakukan dua kali dalam sehari, pakan sebaiknya diberi pada pagi hari dan sore hari, dalam pemberian pakan sebaiknya diberikan berganti - ganti seperti pada pagi hari diberikan sayuran dan sore diberikan pelet ataupun sebaliknya. Pemberian pakan harus teratur hal ini bertujuan agar ikan dapat tumbuh cepat.


Pemanenan Ikan Gurame

       Pemanenan ikan gurame dilakukan pada bulan ke 7 - 8, atau pada saat bobot mencapai 0,7 - 1 kg/ekor, ukuran tersebut sangat ideala untuk ikan gurame sebagai ukuran konsumsi. Biasanya ikan gurame dalam 1 kg dihargai dengan harga 30.000 - 40.000 tergantung daerah masing - masing.

           Berikut ini cara budidaya ikan gurame pada kolam terpal maupun kolam beton. Semoga bermanfaat informasi tentang cara pembesaran ikan gurame 


Mungkin yang ingin anda lihat : Pembesaran Ikan Nila
                                                     Pembesaran Ikan Koi
                                                     Pembesaran Udang Vanname




Wednesday, February 8, 2017

Dunaliella salina

Morfologi dan Klasifikasi Dunaliella salina

    Menurut Bougis (1979) dalam Yudha 2008  Klasifikasi Dunaliella, sebagai berikut:
Phylum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Volvocales
Famili : Polyblepharidaceae 
Genus : Dunaliella     


(Tran et al, 2013)


       Menurut Yudha (2008), Secara morfologi, Dunaliella sp. merupakan mikroalga yang bersifat uniseluler, mempunyai sepasang flagella yang sama panjangnya, sebuah kloroplast berbentuk cangkir, dan tidak memiliki dinding sel. Dunaliella sering juga disebut sebagai flagellata uniseluler hijau (green unicellulair flagellata). Bentuk selnya juga tidak stabil dan beragam, dapat berbentuk lonjong, bulat silindris, ellip, dan lain-lain. 



Habitat dan Pertumbuhan

       Menurut Kusumaningrum (2008), produksi pigmen total Dunaliella sp. semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia sel sampai menuju kematian, sehingga karotenoid merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan setelah produksi klorofil dan pertumbuhan menurun sampai menuju fase kematian. Sehingga menurut Pisal dan Lele (2005) dan Mendoza et al. (2008), cara D. salina meningkatkan  sintesis beta karoten dalam kondisi fisiologis yang kurang seimbang dalam sel dan mempertahankan pertumbuhan serta adaptasi terhadap lingkungan adalah dengan meningkatkan produksi beta karoten untuk menangkal radikal bebas yang berbahaya dan racun lainnya yang masuk ke dalam tubuhnya. Hal ini menyebabkan Dunaliella lebih mampu bertahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim dibandingkan dengan mikroalga lainnya.

        Menurut Andersen (2005), Dunaliella salina dapat hidup diperairan hypersaline dengan salinitas tinggi. Kadar garam yang tinggi diperoleh dari evaporasi air laut. Salinitas optimum untuk petumbuhan adalah 22 mg/l sedangkan untuk proses pembentukan karoten adalah 35 mg/l. pH optimum perairan adalah 9 dan suhu optimum perairan adalah 30-40°C.  
Daur Hidup
       Menurut Jesus dan Filho (2010) dalam Kusumaningrum dan Zainuri (2013), menyatakan bahwa daur hidup D.salina dihasilkan dalam kondisi cekaman dimana pembelahan sel terhambat. Kondisi cekaman tersebut diduga akibat terbentuknya sel fusan itu sendiri yang menyebabkan pembelahan sel secara normal terganggu. D. salina merupakan mikroalga yang mampu hidup pada kisaran salinitas yang tinggi dimana terhadap lingkungan. Caranya adalah dengan meningkatkan produksi beta karoten untuk menangkal radikal bebas yang berbahaya dan racun lainnya yang masuk ke dalam tubuhnya. Hal ini menyebabkan Dunaliella lebih mampu bertahan terhadap kondisi lingkungan ekstrim dibandingkan dengan mikroalga lainnya. 

      Menurut Kordi (2011), dunaliela sering disebut flagellate uniseluler hijau (green unicelulair flagellate). Dunaliela mempunyai sepasang flagella dan sebuah kloropast berbentuk cangkir. Dunaliella salina bersifat halopilik (mempunyai lingkaran bersalinitas tinggi), mempunyai central pyrenoida. Pada kondisi terntentu plankton ini berkembang pada tahap palmella dan terbungkus dalam sebuah lapisan lendir tipis atau dapat membentuk sebuah aplanosphora dengan sebuah dinding kasar yang tipis.    
 
      

Plankton

Plankton

Plankton

Definisi Plankton
             Menurut Hutabarat (2000) dalam Utomo (2013), plankton merupakan organisme mikroskopis yang hidup melayang-layang di perairan. Fitoplankton dan zooplankton merupakan plankton yang saling berkaitan, fitoplankton bersifat autotrof yang membuat makanan sendiri sedangkan zooplankton bersifat heterotrofik yang artinya tidak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan anorganik. Oleh karena itu, untuk kelangsungan hidupnya, plankton sangat bergantung pada bahan organik dari fitoplankton yang menjadi makananya.

Ciri-ciri Plankton
       Menurut Dewi dan Gultom(2009), Chlorella sp. Yang merupakan salah satu spesies dari fitoplankton adalah alga uniselular yang berwarna hijau dan berukuran mikroskopis, diameter selnya berukuran 3-8 mikrometer, berbentuk bulat seperti bola atau bulat telur, tidak mempunyai flagella sehingga tidak dapat bergerak aktif, dinding selnya terdiri dari selulosa dan pektin, tiap-tiap selnya terdapat satu buah inti seldansatukloroplast. Chlorella sp. merupakan alga yang kosmopolit, terdapat di air payau, air lautdan air tawar. 

Peranan Plankton di Perairan
        Menurut Isnansetyo dan Kurniastuty (1995) dalam Usman (2013), Plankton  mempunyai  peranan yang sangat penting di dalam ekosistem bahari.  Dapat  dikatakan  sebagai  pembuka  kehidupan  di  planet  bumi  ini. Hal ini dikarenakan oleh  sifatnya  yang  autotrof atau mampu merubah hara anorganik menjadi bahan  organik  dan  penghasil  oksigen. Hasil yang diperoleh oleh plankton yang  sangat  mutlak  diperlukan  bagi kehidupan  makhluk  yang  lebih  tinggi tingkatannya.        

Jenis jenis Plankton di Perairan 
           Menurut Nontji (2008), fitoplankton memiliki fungsi penting di laut, karena bersifat autotrofik, yakni dapat menghasilkan sendiri darai bahan organik makanannya. Seluruh hewan di laut seperti ikan, udang, cumi-cumi sampai paus yang berukuran raksasa, bergantung pada fitoplankton, baik secara langsung ataupun tak langsung, lewat jalur rantai pakan. Kelompok fitoplankton yang sangat umum dijumpai di perairan tropis adalah diatom (Bacillariophyceae) dan dinoflagellata (Dynophyceae).

Tuesday, February 7, 2017

Ikan Bandeng

           Klasifikasi dan Morfologi Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal)
       Menurut Sudrajat (2008) taksonomi dan klasifikasi ikan bandeng dapat dilihat pada Gambar adalah sebagai berikut:
           Kingdom          : Animalia
Phylum            : Chordata
Subphylum      : Vertebrata
Class               : Osteichthyes
Ordo                : Gonorynchiformes
Family              : Chanidae
Genus              : Chanos
Spesies            : Chanos chanos Forsskal
Nama dagang  : Milkfish
Nama lokal       : Bolu, muloh, ikan agam


Ikan Bandeng (Chanos chanos Forsskal), (Sudrajat (2008).

Ikan bandeng secara morfologi dicirikan dengan bentuk memanjang berbentuk seperti terpedo. sirip ekor bercabang (Forked), pada bagian tubuhnyan tersusun sisik-sisik kecil yang teratur membentuk cycloid. Tubuhnya berwarna putih keperakan terutama pada bagian perut (ventral), sedangkan pada bagian punggung (dorsal) warnanya biru kehitaman. Garis linealateralis jelas terlihat memanjang dari bagian belakang tutup insang sampai ke pangkal ekor. Ikan bandeng dewasa dapat mencapai bobot 4-14 kg dengan panjang 50-150 cm (Aqil, 2010). 

Habitat
Bandeng adalah ikan asli air laut yang dikenal sebagai petualang ulung, walaupun dapat hidup di tambak air payau maupun dipelihara di air tawar. Ikan ini dapat berenang mulai dari perairan laut dengan salinitas tinggi, 35 ppt atau lebih (ini adalah habitat aslinya), mendekat kemuara-muara sungai dengan salinitas 15-20 ppt, dan masuk kesungai dan danau yang airnya tawar. Sifatnya yang demikian menyebabkan bandeng digolongkan sebagai ikan euryhaline, dapat beradaptasi pada kisaran salinitas yang luas ( Kordi dan Andi, 2010).
Ikan bandeng termasuk ikan air laut yang dapat dibudidayakan oleh manusia ditambak. Jenis ikan ini saat ini juga sudah dapat dibudidayakan di keramba jaring apung pada air tawar, hal ini dikarenakan sifat ikan ini yang euryhaline (tahan terhadap perubahan yang besar dari kadar garam dalam air) (Gusrina, 2014). 

Vibrio

Vibrio sp.

      Menurut Holt (1994), klasifikasi Vibrio sp. adalah sebagai berikut
Kingdom          : Bacteria
Phylum            : Proteobacteria
Class               : Gammaproteobacteria
Order               : Vibrionales
Family             : Vibrionaceae
Genus             : Vibrio
Spesies             : Vibrio sp.


    Vibrio sp. (Perbesaran 1000x)                                             

Hasil uji biokimia pada isolat J (Tabel 6) diperoleh pewarnaan gram berwarna merah atau gram negatif (Gambar 12) , katalase positi, oksidase positif, O/F Fermentatif, motility positif, indol positif dan urease positif. Menurut buku identifikasi bakteri Barrow dan Feltham (1985), Vibrio merupakan bakteri gram negatif yang bersifat motil, katalase positif, oksidase positif dan indole positif.
 Hasil pengamatan morfologi bakteri menunjukkan bahwa bakteri Vibrio sp. memiliki warna krem dengan diameter koloni 1,4 mm. Hasil pewarnaan menunjukkan bahwa Vibrio sp. merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk sel batang, tepian rata, elevasi cembung dan memiliki strutur dalam smooth .Menurut Evan (2009), bakteri Vibrio sp. memilki ciri morfologi dan fisiologi sebagai berikut: bentuk koloni bulat, elevasi cembung, berwarna krem dengan diameter 2-3 mm pada media agar SWC. Bakteri Vibrio adalah bakteri gram negatif yang berbentuk batang.Vibrio bersifat fakutatif anaerobic, motil, oksidase-positif, berbentuk melengkung. Bakteri ini bergerak dengan bantuan satu atau dua atau tiga flagella polar (Merchant dan Packer, 1940).